Dasar-Dasar Akuntansi Perbankan - AKUNTAN INDEPENDEN

Thursday, 25 January 2018

Dasar-Dasar Akuntansi Perbankan

A. Pengertian Akuntansi Perbankan

Secara umum akuntansi perbankan memiliki arti sebagai aktifitas akuntansi dalam mencatat, mengaanalisa, dan melaporkan transaksi keuangan. Lebih khusus lagi terhadap kegiatan perbankan dari bank tersebut yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pengguna informasi akuntansi baik dari pihak intern atau ekstern.

Akuntansi perbankan ini sedikit berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya. Perbedaan ini karena arus keluar masuk uang ke bank yang tidak seperti perusahaan lainnya. Sehingga beberapa istilah pada akuntansi biasa harus menyesuaikan.
Perbedaan ini bisa dilihat dari definisi harta bank, modal, dan hutang bank. Harta bank ini terdiri dari penempatan, dan penyimpanan dana dalam kredit, juga penanaman dana aktiva tetap dan penanaman dana lainnya.

Sedangkan untuk yang termasuk dalam modal bank adalah modal saham, premium saham, laba ditahan, dan laba atau tahun berjalan. Hutang bank sendiri adalah dana pinjaman, dana masyarakat, dan dana lainnya.

B. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan

Pada prinsipnya akuntansi perbankan tidak jauh berbeda dengan akuntansi pada biasanya. Semuanya hanya ditambah dengan beberapa penyesuaian.

1. Pencatatan Biaya Berbasis Akrual

Biaya yang masuk dalam bank terus ada setiap harinya. Biaya dana adalah biaya terbesar yang menjadi perhatian dari bank. Besar kecilnya dana ini ditentukn dengan seberapa lama biaya tersebut digunakan dan bagaimana tingkat bunga dana tersebut.

Disamping itu terdapat juga biaya prepaid expense dan deffered changes yang termasuk dalam biaya operasional bank. Semua biaya ini memiliki sifat yang sama yaitu terus berkembang seiring waktu. Karena itu penanganan akuntansi yang tepat terhadap biaya ini adalah secara akrual.

2. Pencatatan Pendapatan Berbasis Cash

Bisa dibilang pendapatan utama dati bank adalah melalui kredit. Dengan cara kerja yang sama dengan biaya, semakin besar tingkat bunga dan lama penggunaan kredit oleh debitur, akan semakin besar juga pendapatan dari bank.

Namun sayang nya praktek perkreditan di Indonesia masih berpotensi kegagalan karena terlalu besarnya risiko yang ada. Untuk itu bank memerlukan tindakan pencegahan dengan melakukan pencatatan berbasis cash.

Dimana ketika pihak bank belum menerima komisi secara tunai maka tidak dicatat sebagai pendapatan melainkan tagihan. Sehingga dapat mencegah risiko yang diterima bank menjadi semakin besar.

C. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)

Cara penyusunan laporan akuntansi perbankan pun berbeda dengan akuntansi pada biasanya. Sehingga dibentuklah kerjasama antara Ikantan Akuntansi Indonesia, perbankan, dan Bank Indonesia.
Hasil dari kerjasama ini kemudian dijadikan standar akuntansi perbankan atau yang lebih dikenal dengan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). PAPI ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari PSAK yang dikhusukan bagi transaksi perbankan.

PAPI terbaru dihasilkan pada tahun 2008 dan mulai diterapkan dalam perbankan setelah keluar Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.




sumber  :  http://rocketmanajemen.com 

 





No comments:

Post a Comment