PRINSIP DASAR AKUNTANSI SYARIAH - AKUNTAN INDEPENDEN

Tuesday 16 January 2018

PRINSIP DASAR AKUNTANSI SYARIAH


Berbicara tentang prinsip dasar berarti kita membicarakan tentang sesuatu hal yang tidak boleh dilanggar, dan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan. Dalam proses akuntansi yang telah dipraktikan dalam dunia usaha, terkandung  prinsip dasar akuntansi dan sifat-sifat yang INHEREN (melekat/menyatu), dengan memahami prinsip dasar akuntansi tersebut dan menerapkannya dalam proses akuntansi maka proses akuntansi yang dilakukan akan menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan dapat diperbandingkan.

Prinsip dasar akuntansi syariah dalam hal aplikasinya harus berlandasakan nilai-nilai islam yaitu Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional.

Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Akuntansi syariah syarat dengan norma dan etika dalam bermuamalah, menurut Yusuf al-Qardhawi jika kita berbicara tentang norma dalam bermuamalah kita akan menemukan empat sendi utama , keempat sandi tersebut adalah ketuhanan, etika, kemanusiaan, dan sikap pertengahan. Keempat sendi tersebut merupakan ciri khas bermuamalah dalam islam, bahkan dalam realitanya merupakan milik bersama umat islam dan tampak dalam segala hal yang berbentuk islami.

Jadi, sangat penting untuk memahami prinsip dasar akuntansi agar proses akuntansi yang dipraktikan dalam bisnis perusahaan berjalan dengan benar sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang dapat dipertanggungjawabkan, taat azaz, akurat dan dapat diperbandingkan, adapun prinsip dasar akuntansi tersebut yaitu :

1. Accounting Entity (Kesatuan Usaha Khusus)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu yang harus jelas terpisah dari badan atau entity yang lain. perusahaan dianggap berdiri sendiri terpisah dari orang atau pihak lain.

 2. Going Concern (Kontinuitas Usaha)
Dalam  menyusun  laporan  keuangan  harus  dianggap  bahwa  perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang, tidak untuk berhenti beroperasi.

 3. Akuntansi    adalah    sebagai    pengukuran    sumber-sumber    ekonomi
(economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perobahannya, yang disebabkan  transaksi  penerimaan  hasil  dan  pengeluaran  biaya  untuk mendapatkan hasil tersebut.

 4. Time Period (Tepat Waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu.  Jadi  setiap  laporan  harus  memberikan  periode  atau  tanggal tertentu.

 5. Pengukuran dalam bentuk uang
Transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter, bukan ukuran kuantitas lainnya seperti : kg, ha, km, dan sebagainya.

 6. Accrual Basis
Penentuan   pendapatan   dan   biaya   dari   posisi   harta   dan   kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Jadi diakui adanya utang – piutang.

 7. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang terjadi antara perusahaan dengan pihak lain. Harga inilah yang menjadi cost atau harga perolehan.

8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, pertimbangan, analogi, dan lain sebagainya.

 9. Judgement
Dalam  menyusun  laporan  keuangan  banyak  diperlukan  pertimbangan- pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki sebagai ahli akuntansi.

10. General Purpose
Informasi   yang   disajikan   dalam   laporan   keuangan   yang   dihasilkan akuntansi   keuangan   ditujukan   buat   pemakai   secara   umum,   bukan pemakaian khusus, seperti untuk pajak, bank, pemilik saja.

 11. Interrelated Statement
Neraca,  daftar  laba  rugi,  dan  laporan  sumber  dan  penggunaan  dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan. Sehingga jika salah satu laporan dikoreksi maka akan mengharuskan perbaikan laporan lain.


     Akuntansi Konvensional dan akuntansi syariah sebenarnya banyak memiliki kesamaan, dan ini merupakan salah satu bukti bahwa akuntansi merupakan produk para pemikir islam. Dalam perkembangannya akuntansi konvensioanl dikembangkan oleh pakar modern yang tidak merujuk pada syariah, sehingga terjadi perbedaan yang signifikan antara akuntansi konvebsional dan akuntansi syariah.







No comments:

Post a Comment