2017 - AKUNTAN INDEPENDEN

Tuesday, 19 December 2017

AKUNTANSI SYARI'AH

December 19, 2017 0
AKUNTANSI SYARI'AH
      PENDAHULUAN


Islam sebagai agama telah ditempatkan sebagai suatu pilihan dan sekaligus ajarannya dijadikan pedoman dalam kehidupan umat manusia yang memeluknya. Sehingga Keberadaanya telah memberIkan telah memberikan arahan dalam pengembangan peradaban umat manusia, utamanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Islam adalah agama bersifat terbuka, yang selalu memberikan kekeluasan kepada umatnya untuk berfikir ke depan, dalam rangka mencapai tingkat peradaban dan kemajuan yang lebih baik.
Slam seorang guru besar berkebangsaan Amerika menulis dalam sebuah buku yang berbunyi: "…the introduction of Arabic Numerical greatly facilitated the growth of accounting" [1]Pernyataan ini menunjukkan bahwa Islam yang lahir di kawasan Arab telah benyak memberikan sumbangan bagi perkembangn dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, walaupun itu hanya berupa notasi angka yang dikenal dengan angka Arab, seperti angka 1,2,3, dan seterusnya yang kita kenal sekarang ini. Angka-angka semacam ini sangat penting bagi operasional aktivitas kehidupan umat manusia, seperti aktivitas akuntansi.


SEJARAH LAHIRNYA AKUNTANSI SYARI'AH
Sesuatu pengkajian selintas terhadap sejarah Islam menyatakan bahwa akuntansi dalam Islam bukanlah merupakan seni dan ilmu yang baru, sebenarnya bisa dilihat dari peradaban Islam yang pertama yang sudah memiliki "Baitul Mal" yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai "Bendahara Negara" serta menjamin kesejahteraan sosial. Masyarakat muslim sejak itu telah memliki jenis akuntansi yang disebut"Kitabat al-Amwal" (Pencatatan uang). Dipihak lain istilah akuntasi telah disebutkan dalam beberapa karya tulis umat Islam. Tulisan ini muncul lama sebelum double entry ditemukan oleh Lucas Pacioli di Italy pada tahun 1949.[2]

     PENGERTIAN AKUNTANSI


Kalau kita cermati surat Al-Baqarah ayat 282, Allah SWT memerintahkan untuk melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi selama melakukan muamalah. Dari hasil penulisan tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk menentukan apa yang yang akan diperbuat oleh seseorang. Sehubungan dengan ini, beberapa definisi akuntansi dapat disajikan di sini, diantaranya:[3]
v Tujuan utama dari akuntansi (Littleton) adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi).
v APB (Accounting Principle Board) "Akuntasi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif".
v AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) "Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan,dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnnya".
v Dalam buku SBAT(A Statement of Bank Accounting Theory) "Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya".
           PRINSIP UMUM AKUNTANSI SYARI'AH
Berikut uraian ketiga prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah 282.[4]
1.   Prinsip Pertanggungjawaban
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggngjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait dan biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.
2.    Prinsip Keadilan
Kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama, adalah berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (dan teetap berpijak pada nilai-nilai etika/syari'ah dan moral).
3.   Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Kebenaran di dalam Al-qur'an tidak diperbolehkan untuk dicampuradukkan dengan kebathilan. Al-qur'an telah menggariskan, bahwa ukuran, alat atau instrument untuk menetapkan kebenaran tidaklah didasarkan pada nafsu. 



PENUTUP
Telah jelas bagi kita, bahwa akuntansi merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan kita. Utamanya dalam kehidupan ekonomi dan bisnis. Dilihat dari perkembangannya, memang banyak hal yang perlu disesuaikan, seiring dengan perubahan masarakat yang sedang berubah. Kendatipun harus memelihara dan mempertahankan sifat teknisnya dalam memberikan informasi yang relevan dan terpecaya. Oleh karena itu, implikasi akuntansi secara bertanggung jawab, adil dan benar merupakan nilai yang asensial dalam akuntansi.


[1]Eldon S.Hendreiksen, Accounting Theory, 4th edition, Richard D Irwin, Inc. 1982.
[2] Shawki Ismail Shehata, The Theoretical Framwork for Accounting in Islamic Bank; Analysis and Diagnosis, hal, 1-2.
[3] Definisi akuntansi di atas diambil dari definisi yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, hal, 27-28.
[4] Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al-Qur'an, Yogyakarta: UII Press, 2000, hal. 10.









Tuesday, 24 October 2017

Keseimbangan Harga Menurut Ibnu Khaldun

October 24, 2017 0
 Keseimbangan Harga Menurut Ibnu Khaldun

Siapa tak kenal Ibn Khaldun. Bagi dunia Islam ia adalah seorang ulama ternama, sedangkan bagi para ekonom ia dikenal sebagai salah seorang bapak ilmu ekonomi. Ahli sejarah ekonomi terkemuka, Joseph Schumpeter, mencatat nama Ibn Khaldun di dua tempat dalam bukunya History of Economic Analysis.

Karya monumental Ibn Khaldun adalah Al-Muqaddimah yang menjadi sumber dari berbagai ilmul sosial seperti sejarah, psikologi, geografi, ekonomi, dan sebagainya. Ulama yang lahir di Tunisia (1332) dan wafat di Kairo (1406) ini juga diakui oleh penasihat ekonomi Presiden Reagen sebagai inspirator teori pajak yang dikenal dengan nama Kurva Laffer.

Di dalam Al-Muqaddimah , Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul "Harga-Harga di Kota-Kota". Ia membagi jenis barang menjadi barang kebutuhan pokok dan barang mewah. Nah, menurut dia, bila suatu kota berkembang dan selanjutnya populasinya akan bertambah banyak, maka harga- harga barang kebutuhan pokok akan mendapat prioritas pengadaannya. Akibatnya penawaran meningkat dan ini berarti turunnya harga. Sedangkan untuk baarang-barang mewah, permintaannya akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan berubahnya gaya hidup. Akibatnya harga barang mewah meningkat.

Ibn Khaldun juga menjelaskan mekanisme penawaran dan permintaan dalam menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci ia menjabarkan pengaruh persaingan di antara konsumen untuk mendapatkan barang pada sisi permintaan. Setelah itu ia menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di kota tersebut, pada sisi penawaran (The Muqaddimah of Ibn Khaldun, II:276-8).

Pada bagian lain dari bukunya, Ibn Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga. Ia mengatakan, "Ketika baarang-barang yang tersedia sedikit, maka harga-harga akan naik. Namun bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, maka akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun" (ibid., 338). Hal ini menunjukkan bahwa Ibn Khaldun, sebagaimana Ibn Taimiyah, telah mengidentifikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penentu keseimbangan harga.

Masih ingat dua tulisan sebelumnya bahwa Al-Ghazali menyatakan motif berdagang adalah mencari untung? (Ihya, II:73). Ghazali juga menyatakan hendaknya motivasi keuntungan itu hanya untuk barang-barang yang bukan kebutuhan pokok. Keuntungan pun didefinisikan Ghazali sebagai keuntungan di dunia dan di akhirat.

Nah, Ibn Khaldun menjelaskan secara lebih rinci. Menurut dia, keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan sedangkan keuntungan yang sangat rendah akan membuat lesu perdagangan karena pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya, bila pedagang mengambil keuntungan sangat tinggi juga akan membuat lesu perdagangan karena lemahnya permintaan konsumen (ibid., 340-341).

Bila dibandingkan dengan Ibn Taimiyah yang tidak menggunakan istilah persaingan, Ibn Khaldun menjelaskan secara eksplisit elemen-elemen persaingan. Bahkan ia juga menjelaskan secara eklplisit jenis-jenis biaya yang membentuk kurva penawaran, sedangkan Ibn Taimiyah secara implisit.

Ibn Khaldun juga mengamati fenomena tinggi-rendah, tanpa mengajukan konsep apapun tentang kebijakan kontrol harga. Di sinilah bedanya, tampaknya Ibn Khaldun lebih fokus menjelaskan fenomena yang terjadi, sedangkan Ibn Taimiyah lebih fokus pada kebijakan untuk menyikapi fenomena yang terjadi.

Lihat saja misalnya, Ibn Taimiyah tidak menjelaskan secara rinci pengaruh turun-naiknya permintaan dan penawaran terhadap harga keseimbangan. Namun ia menjelaskan secara rinci bahwa pemerintah tidak perlu ikut campur tangan dalam menentukan harga selama mekanisme pasar berjalan normal. Hanya bila mekanisme normal tidak berjalan, pemerintah disarankan melakukan kontrol harga (Economic Concept of Ibn Taimiyah, 97-101).

(Waah Adam Smith Ketinggalan tuch..,namanya seperti pendatang baru kalo lihat tahun-tahun pakar-pakar ekonomi di atas :-D) 

Istilah-Istilah dalam Ekonomi Syariah

October 24, 2017 0
Istilah-Istilah dalam Ekonomi Syariah

Mungkin ada beberapa istilah dalam Ekonomi Syariah yang sering kita dengar dan lihat tapi belum kita ketahui artinya.  Berikutnya saya bagikan beberapa istilah dalam Ekonomi Syariah dan artinya :

Al Dayn: bermakna memberikan pinjaman. Al Dayn mensyaratkan jangka waktu tetentu dalam pengembalian utang, hal ini membedakan dari Al Qard yang tidak mensyaratkan jangka waktu tertentu dalam pengembalian utangnya
Al Dayn al Daif: adalah utang yang timbul tanpa didahului adanya pertukaran / perpindahan hak atas asset yang tangible
Al Dayn al Qawi: adalah utang yang timbul akibat terjadinya pertukaran/ perpindahan asset yang tangible, misalnya akibat terjadinya jual beli
Ashiil: satu pihak dalam akad kafalah yang pada dasarnya mempunyai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan kepada seseorang atau pihak tertentu, namun kemudian kewajibannya itu ditanggung oleh pihak lain. Ia disebut juga Makfuul 'anhu
Al Qard: yaitu suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterima kepada lembaga keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati antara keduanya.
Ash Sharf: adalah penukaran suatu mata uang dengan mata uang. Apabila untuk mata uang yang sama harus dibayar tunai dengan tiada melebihkan (sama nilainya). Sedangkan untuk mata uang yang berbeda harus dibayar tunai sedangkan jumlahnya dapat berbeda.
Al wadiah: berasal dari kata wada'a asy syai berarti meninggalkannya. Wadiah adalah sebagai amanat yang ada pada orang yang dititipkan dan ia berkewajiban mengembalikan pada saat pemiliknya meminta.
Al wakalah: Al wakalah atau al wakilah bermakna At Tafwidh (penyerahan=pendelegasian=pemberian mandat). Yang dimaksud di sini.yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
Aqad: perjanjian, kontrak. Yakni pertalian ijab dengan qabul menurut cara-cara yang disyariatkan yang berpengaruh pada obyeknya.
Amal: Jasa
Amin: pihak yang memenuhi syarat untuk memegang kepercayaan secara penuh
'Ahd - sumpah. Dalam akad dibedakan tingkat kewajiban yang bersifat janji (wa'd) dan yang bersifat sumpah ('ahd)
Amana: kepercayaan (trust)
Awqaf: Lembaga dana waqaf
Athaya: Pemberian yang bersifat sukarela.
Al taradhi: aktifitas bersama yang dilakukan atas dasar suka sama suka
Aslah: lebih membawa manfaat
Baial Dayn bil Dayn adalah menjual dengan utang. Yaitu seseorang setuju untuk menjual suatu barang yang diserahkan kemudian hari dengan harga yang telah disepakati bersama saat ini, baik pembayaran harga penjualan maupun barangnya masih dalam bentuk utang
Bai'al 'Inah: adalah jual beli di mana si fulan menjual suatu barang kepada Fulanah dengan cara cicilan, lalu barang tersebut dijual kembali oleh Fulanah kepada si Fulan secara tunai dengan harga yang lebih rendah. Misalnya si Fulanah meminta pinjaman dari si Fulan. Fulan tidak meminta bunga dari pinjaman tersebut, namun menyiasatinya dengan cara menjual suatu barang kepada Fulanah seharga Rp 1000 secara cicilan, kemudian Fulanah menjual barang tersebut kepada Fulan seharga Rp 800 secara tunai.
Bai' Al Murabahah (Almurabahah): atau jual beli Murabahah ialah suatu bentuk jual beli d imana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian mensyaratkan atasnya laba dalam jumlah tertentu
Bai' Mu'ajjal: pembayaran secara kredit
Bai' Wafa: penjualan dengan kontrak pembelian kembali
Bai' Salam: penjualan d imana pembayaran dilakukan d imuka atau sebelum penyerahan obyek
Ba’i Istisnaa: pembelian barang yang dibuat berdasarkan pesanan
Ba'i al-ma'dum: yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling)
Bank Syariah: Lembaga keuangan bank yang menjalankan operasionalnya dengan sistem syariah.
Badan Arbitrase Syariah: badan yang dibentuk untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang terjadi dalam muamalat yang terkait dengan prinsip syariah setelah tidak tercapainya kesepakatan pihak-pihak terkait melalui musyawarah.
Bagi untung (profit sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.
Bagi hasil (revenue sharing) bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.
Batil: Ilegal
Berkah: manfaat yang terus menerus
Cakap hukum: orang yang tindakan-tindakannya dipandang sah secara hukum. Dalam hukum Islam identik dengan mukalaf, yakni orang yang berakal sempurna dan sudah baligh.
Dhaman: jaminan, (lihat penjelasan Kafalah)
Dhamin: pihak yang masih perlu memenuhi kewajiban sebagai penjamin
Deposito: Simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dan bank. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan bunga dan yang dibenarkan adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah.
Deposito Mudharabah: Investasi melalui simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian.
Dewan Syariah Nasioanal-MUI adalah salah satu lembaga yang dibentuk oleh MUI untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktifitas lembaga keuangan syariah. Lembaga ini bertanggung jawab dan melakukan pengawasan terhadap pemenuhan prinsip-prinsip syariah, kehalalan akad, transaksi dan produk perbankan syariah.
Dewan Pengawas Syariah: Dewan pengawas yang ada pada masing-masing bank syariah.
Distribusi hasil usaha: pembagian keuntungan oleh lembaga keuangan syariah dari hasil usahanya.
Ekonomi Syariah: ekonomi yang berdasarkan ajaran Al-Qur'an dan As Sunah
Fatwa: ketetapan hukum
Fiqh: Pendapat pakar hukum Islam
Falah: Kemenangan, kesejahteraan untuk semua
Giro: simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan penggunaan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lain atau pemindahbukuan. Giro yang dilarang syariah adalah yang berdasarkan penghitungan bunga, sedangkan yang dibolehkan syariah adalah giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.
Giro wadiah: adalah bentuk simpanan dana milik masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan sistem giro, dan tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Giro Mudharabah adalah bentuk pembiayaan yang menggunakan prinsip mudharabah yang dapat diambil setiap saat dengan menggunakan cara-cara giro.
Gharar: mengandung arti keraguan, tipuan atau tindakan yang bertujuan merugikan orang lain. Gharar yang terbesar adalah tidak adanya kepastian mengenai rincian obyek, cara penyerahan dan cara pembayaran. Dalam transaksi Islam harus ada itikad baik sehingga tidak boleh ada gharar yang mengakibatkan kerugian akibat adanya itikat tidak baik tersebut.
Hamalah: beban (lihat Kafalah)
Hawalah: transaksi pengalihan kewajiban kepada pihak ketiga atau pengalihan utang piutang.
Hisbah: Institusi yang menjalankan seluruh usaha negara untuk menjamin kesejahteraan, keadilan dan aturan main yang adil dalam seluruh aktifitas kehidupan.
Halal: sesuatu yang dibolehkan oleh Islam
Haram: Sesuatu yang dilarang oleh Islam
Hukum Islam: Hukum yang berdasarkan pada sumber-sumber ajaran Islam
Haul: Batas waktu untuk harta yang diwajibkan zakatnya setelah memenuhi hisab
Investasi: adalah penempatan dana atau harta pada ssesuatu obyek yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang atau pada kegiatan usaha yang diharapkan akan memberikan hasil dimasa mendatang.
Investasi keuangan syariah: dapat berkaitan dengan kegiatan perdagangan atau kegiatan usaha dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa. Namun yang pasti investasi keuangan syariah harus berkaitan dengan kegiatan sektor riil (mempunyai underlying asset).
Ijarah yaitu pemindahan hak guna atau manfaat atas suatu barang atau jasa tertentu dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/ upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Ijarah muntahhiyah bittamlik: Sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.
Ijarah wa iqtina: sewa-beli
Istishna: Kontak produksi (job order): bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembuat ( pembayarannya dilakukan secara menyicil).
Ihtiyath: prinsip kehati-hatian (prudential management)
Imarah: pembangunan
Ijab: pernyataan pihak pertama dalam suatu akad yang menunjukkan kehendaknya untuk melakukan akad.
Ijma': Konsensus hukum yang disepakati oleh para ulama
Jihad: Usaha yang terus menerus tanpa henti
Jihbiz: Praktek perbankan. Berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak. Istilah ini mulai dikenal di jaman Mu'awiyah yang ketika itu fungsinya sebagai penagih pajak dan penghitung pajak atas barang dan tanah. Di jaman Abbasiyah Fungsi ini kemudian berkembang menjadi profesi penukaran uang dan berkembang menerima titipan dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.
Jahalah: ketidaktahuan
Jumhur ulama: Mayoritas ulama
Kafalah: Pemberian jaminan atau garansi bank (surety bond) . Yaitu jaminan yang diberikan oleh pihak penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul 'anhu; ashil). Kafalah juga disebut dhaman(jaminan), hamalah (beban), dan za'amah (tanggungan).
Kafiil adalah orang yang berkewajiban melakukan makful bihi (pertanggungan). Ia wajib seorang yang baligh, berakal, berhak penuh untuk bertindak dalam urusan hartanya, rela denagan kafalah( sebab segala urusan hartanya ada di tangannya).
Kafiil disebut juga dhamin (orang yang menjamin), Zaim (penanggung jawab), haamil (orang yang menanggung beban) dan qabil (orang yang menerima).
Kafalah dalam bank garansi: bank bertindak sebagai kafiil yaitu yang memberikan kafalah (garansi) atass nasabahnya kepada pihak ketiga
Kaidah Fiqh: Adagium hukum Islam
Kemaslahatan umat: Manfaat positif yang diperoleh umat Islam
Khianat: Tidak amanah atau tidak memenuhi janji
Lembaga keuangan syariah: lembaga keuangan baik bank atau non bank yang menjalankan fungsinya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
La dharara wa la dhirara: tidak saling merugikan
Mal: Harta kekayaan
Muamalah Sar'iyah: Hubungan sosial, termasuk kegiatan ekonomi yang sejalan atau didasarkan pada prinsip-prinsip syariah
Mudharabah: Pembiayaan modal; Kemitraan pasif; yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shabibul mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (mudharib, nasabah) bertindak sebagai pengelola. Dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Mudharabah Muthlaqah: dalam aqad mudharabah tidak membatasi ruang lingkup, penempatan, atau dengan kata lain mudharib mendapatkan disrectionary right untuk mengelola dana.
Mudharabah Muqayyadah: Mudharabah dengan pembatasan baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai, jenis instrumen, risiko maupun pembatasan lain yang serupa.
Makfuul bihi: kewajiban seseorang atau pihak yang kemudian mendapatkan jaminan dari pihak lain dalam akad kafalah
Makfuul Lahu: pihak yang dijamin
Makfuul'anhu: lihat keterangan ashiil
Malik: pemilik modal; disebut juga shahib al-maal
Mudharib: Pihak yang melaksanakan usaha mudharabah. Mudharib ini bisa berupa nasabah, lembaga keuangan, manajer investasi dan reksadana, maupun perusahaan bagi perusahaan yang sudah publik (emiten)
Musyarakah: Pemilik modal; Kemitraan aktif. Yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Muqridh: orang yang memberikan qard (utang)
Muqtaridh: nasabah yang mendapatkan utang
Muddi': Orang yang menerima titipan dalam transaksi wadiah
Murabahah: penjualan dengan fasilitas penundaan pembayaran dimana pembeli membayar dengan harga lebih sebagai manfaat dari yang didapatnya. (pembiayaan yang ditambah pembebanan jasa)
Muajjal: pembayaran dnegan cara mencicil
Maysir: menagndung arti memperoleh kekayaan dengan mudah. Maysir yang paling besar adalah dimana keuntungan suatu pihak merupakan kerugian pada pihak lain. Maysir juga bermakna spekulasi murni.
Massuliyah: pengelolaan yang bertanggung jawab
Mafsadat: Kerusakan atau kerugian baik yang bersifat fisik maupun non fisik
Maslahat: kebaikan
Mudarat: Bahaya, kerugian
Muhal: Pihak yang dialihkan piutangnya
Muhal bih: Objek pengalihan, yaitu hutang atau piutangnya
Muhal 'alaih: Pihak yang menerima pengalihan piutang
Muhil: pihak tang melakukan pengalihan utang
Muhtal: identik dengan Muhal
Muqobil: pihak kedua
Muqaradhah: istilah lain untuk akad mudharabah
Musaqah: Bagi Hasil perkebunan
Mustashni: Orang/ pihak yang melakukan pembelian dalam akad istishna
Mu'alaq: bergantung
Muwalat: Kontrak berdasarkan perwakilan/kuasa
Nisbah: penghitungan
Naqdan: pembayaran secara tunai
Najsy: melakukan penawaran palsu, yakni penawaran atas suatu barang yang dilakukan bukan karena motif untuk membeli tetapi hanya bermotifkan agar pihak lain berani membelinya dengan harga yang tinggi
Nizham Nisab: Ketentuan minimal untuk harta yang diwajibkan zakatnya
Obligasi syariah: Obligasi atau surat utang yang diterbitkan berdasarkan prinsip bagi hasil atas manfaat yang diterima. Obligasi syariah dapat pula memberi hak untuk mengalihkan pinjaman menjadi saham bila syarat-syarat tertentu dipenuhi.
Perbankan syariah: salah satu system perbankan di Indonesia yang berlandaskan syariah Islam. Keberadaanya dikukuhkan dalam UU no 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU itu disebutkan bahwa perbankan Indonesia terdapat dua sistem yakni konvensional dan syariah.
Pembiayaan Mudharabah: suatu teknik pembiayaan yang digunakan oleh bank-bank Islam, Bank bertindak sebagai pemilik modal, debitur sebagai pelaksana usaha, Dalam akadnya disepakati nisbah bagi hasil dari usaha itu. Sistem ini dapat digunakan untuk modal kerja maupun investasi untuk membiayai kepemilikan barang maupun usaha jasa.
Pembiayaan Murabahah: adalah suatu teknik pembiayaan yang digunakan oleh bank-bank islam. Biasanya diterapkan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Pembiayaaan ini terdiri dari dua jenis transaksi jual beli yakni (1) bank membeli secara tunai dari penjual. (2) bank menjual barang tersebut secara cicilan. Untuk transaksi secara cicilan maka pembayaran murabahah menjadi ada dua jenis transaksi yakni (1) transaksi dayn (hutang) antara bank dengan debitur, yakni sebesar harga yang belum dibayar lunas (2) transaksi debitur memberikan jaminan atas dayn (hutang) nya tersebut.
Pembiayaan Bai'ul Bi Tsaman Ajil: suatu variasi dari bai'al murabahah. Biasanya diterapkan untuk memenuhi kebutuhan investasi
Pembiayaan musharakah: suatu teknik pembiayaan yang digunakan oleh bank-bank islam. Dua atau lebih pemilik dana secara bersama-sama membiayai ssuatu usaha yang dijalankan oleh pelaksana. Pelaksana dapat terdiri dari salah satu pemilik dana atau orang lain.
Pembiayaan Al Qardul Hasan: adalah produk pinjaman tanpa pengenaan bagi hasil sama sekali dalam bank syariah, Sumber dana yang digunakan untuk memberikan pinjaman ini berasal dari zakat, infak, sadaqah. Bank bertindak sebagai muqridh dan peminjam hanya diminta mengembalikan pokoknya. Jika peminjam secara sukarela melebihkan pembayaran maka akan menjadi sadaqah yang akan digunakan sebagai sumber dana.
Perdagangan/ usaha secara syariah: adalah kegiatan yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram atau yang lebih banyak mudharatnya dibandingkan dengan manfaatnya serta menghindari cara perdagangan dan usaha yang dilarang.
Qi'mah: Nilai benda yang menjadi obyek jual beli ;nilai intrinsik
Qabul: menerima
Qiyas: analogi, salah satu dari sumber hukum Islam
Qardhul Hasan, (jamak: Qurud Hasanah): suatu pinjaman kebajikan yang diberikan tanpa harapan keuntungan apapun.
Rahn: gadai atau pengikatan diri untuk menjalankan suatu kewajiban (pledge) dengan memberikan jaminan pembayaran.
Riba: pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dengan ajaran Islam.
Ribawi: Sifat dari suatu transaksi yang mengandung unsur riba.
Riba fadl: disebut juga riba buyu, yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kreteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bin sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bin yadin). Riba fadl dapat ditemui dalam transaksi valas yang tidak dilakukan secara tunai.
Riba Nasi'ah atau riba duyun riba yang timbul akibat utang piutang yang tidak memenuhi kreteria untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman). Riba jenis ini dapat ditemui dalam transaksi pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan, deposito, giro.
Riba Jahiliyah adalah utang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan.
Riayah: pengelolaan yang menerapkan nilai-nilai kerjasama
Reksadana: Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masayarakat pemodal untuk melanjutkan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksadana syariah: Adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi (yakni dengan system wakalah) maupun antara manajerinvestasi sebagai wakil dari pemilik modal dengan pengguna investasi (yakni dengan system mudharabah).
Shahibul Maal: orang yang memberikan dana atau pemilik dana dalam usaha mudharabah dan atau musyarakah. Mereka ini tidak boleh ikut campur dalam kegiatan usaha
Sistem Bagi hasil: adalah sisitem yang diterapkan dalam ekonomi syariah yang menekankan pada pembagian hasil usaha yang besarannya sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang terkait.
Subhat: meragukan
Salam: transaksi jual beli dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat terlebih dahulu.
Salam pararel: adalah salam yang berkesinambungan antara bank dengan nasabah dan antara bank dengan pemasok atau pihak ketiga lainnya secara simultan. Salam pararel dibolehkan dengan syarat akad kedua terpisah dari akad pertama dan akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Sharf: jual beli valuta asing ( lihat juga Ash Sharf)
Shani: pembuat, penjual; yakni pihak yang menerima pesanan pembuatan barang dalam akad Istishna
Syariah: Ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist
Tsaman: Harga suatu barang berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
Tabungan: Salah satu produk produk perbankan yaitu berupa simpanan dana yang penarikannya hanya dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. Tabungan yang tidak dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. Sedangkan tabungan yang dibenarkan adalah yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.
Tabungan Wadiah: simpanan yang bisa diambil kapan saja namun tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Tabungan Mudharabah: investasi melalui simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Tafriq al-halal min al-haram: pemisahan unsur yang halal dari yang haram
Taradhin: Prinsip suka sama suka; Ini merupakan prinsip yang harus mendasari seluruh bentuk akad.
Tabarru': Rekening kebajikan dari peserta asuransi untuk peserta lainnya yang terkena musibah
Unit Usaha Syariah: Unit usaha di bank konvensional yang menjalankan fungsinya secara syariah. Bank utamanya tetap bank konvensional namun membuka anak cabang yang dijadikan unit usaha syariah.
Urbun: Uang muka
Wadiah: barang simpanan
Wadiah amanah: konsep wadiah dimana orang yang menitip tidak memberikan hak kepada orang yang dititipkan untuk memanfaatkan barang titipannya. Dalam dunia perbankan konsep ini diterapkan antara lain pada Safe deposit box. Bank biasanya meminta biaya penitipan.
Wadiah Dhamanah: Konsep wadiah dimana orang yang menitipkan memberikan hak kepada yang dititipi untuk memanfaatkan barang titipannya. Contohnya Giro wadiah, dimana bank tidak meminta biaya penitipan karena boleh memanfaatkan barang titipan. Bank dapat memberikan bonus di akhir bulan yang tidak diperjanjikan di muka.
Wadi: Orang yang menitipkan dalam transaksi wadiah
Wakalah: pemberian kuasa. ( lihat al wakalah)
Wakalah dalam Pembiayaan Murabahab/Bai'u Bi Tsaman Ajil: dalam perjanjian ini bank menunjuk debitur sebagai wakilnya untuk membeli baarang yang dikehendaki debitur. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan debitur agar mendapatkan barang seperti yang dikehendaki.
Wakalah dalam pengiriman uang/inkaso: Bank ditunjuk oleh nasabah sebagai wakilnya untuk mengirimkan uang ke tujuan tertentu/ untuk menerima kiriman uang dari tempat tertentu
Wakalah dalam Penerbitan L/C: Bank ditunjuk oleh nasabah sebagai wakilnya untuk membayar/menerima pembayaran serta peng-adminitrasian proses ekspor impor barang di dalam satu negara lokal maupun internasional.
Wa'd: janji atau promise (lihat ahd)
Waazi': kekuasaan politik
Yad al-aamanah: Titipan yang dapat diambil kapanpun oleh penitipnya
Za'amah: tanggungan (lihat: kafalah)
Zakaat: Kewajiban yang harus ditunaikan oleh muslim dengan membayarkan sebagian hartanya yang telah memenuhi nisab dan haul
Zakat mal: Zakat harta
Zakat Fitrah: Zakat yang harus dikeluarkan untuk setiap pribadi muslim pada bulan Ramadhan sampai menjelang sholat Idul Fitri

(Silahkan ditambahkan sendiri istilah-istilah lainnya :-D)

Pentingnya Keberadaan Seorang Auditor Independen

October 24, 2017 0
Pentingnya Keberadaan Seorang Auditor Independen
Informasi Akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Agar data keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak di luar perusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai juga.
Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. informasi akuntansi keuangan
  2. informasi akuntansi manajemen
Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi, biasanya dalam bentuk laporan keuangan, yang ditujukan pada pihak-pihak di luar perusahaan.
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen terutama berkisar pada biaya, sehingga sering disebut juga dengan akuntansi biaya.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan semakin meningkat. Pihak-pihak yang berkepentingan membutuhkan akuntabilitas dan transparansi dari informasi akuntansi tersebut. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa kemungkinan terjadinya human error atau ketidakpahaman dalam mengelola informasi akuntansi sering terjadi. Hal ini dapat menghambat kinerja perusahaan dan memeperburuk citra perusahaan. Untuk itulah perlu dilakukan General Check Up terhadap kesehatan suatu perusahaan.

Tujuan dilakukannya audit adalah untuk menentukan apakah policy manajemen dan sistem & prosedur yang telah ditetapkan dilaksanakan dan berjalan dengan baik. Audit membantu membantu manajemen dalam hal:
  • Meningkatkan ketelitian & keandalan
  • Mendorong ketelitian & dilaksanakannya kebijakan perusahan
  • Mengamanakan sumber-sumber pemborosan, kecurangan & ketidakefisienan
  • Meningkatkan efisiensi
  • Mampu melindungi asset perusahaan dan policy manajemen terhadap kelemahan manusia 
Dalam hal ini adalah sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk secara rutin dilaksanakan pemeriksaan atau kita sebut Audit atas Laporan Keuangan Perusahaan.  Hasil Audit juga dapat meningkatkan kepercayaan manajemen dan pihak luar untuk melakukan investasi lebih lanjut ke dalam peusahaan tersebut.

Berikut adalah salah satu Auditor, Akuntan Publik bersertifikat sekaligus Konsultan Ekonomi yang telah berpengalaman melakukan audit dan reviu atas Laporan Keuangan beberapa instansi besar dan strategis. Silahkan kunjungi situs KJA Hartman, Ak.,CA

Berlokasi di kota Kembang Bandung, kita bisa mendapatkan advice ekonomi dan keuangan lebih lanjut dan insyaAllah akan direspon dengan baik